TNI Diminta Pukul Genderang Perang Lawan Bandar Narkoba

Berita820 Dilihat
banner 468x60

Bima, Sangiangpost. Id_ Salah satu persoalan besar yang tengah dihadapi saat ini maraknya penyalahgunaan Narkotika dan obat-obatan berbahaya (Narkoba) yang kian mengkhawatirkan.

banner 336x280

Tak ayal, Kabupaten Bima yang dikenal agamais menjadi sasaran empuk peredaran barang haram tersebut.

Ironisnya, sederet oknum Aparat Penegak Hukum (APH) seperti anggota kepolisian disinyalir menjadi kartel bahkan diduga menjadi bandar Narkoba di Dana Mbojo.

Menyikapi masalah itu, Ustadz. Julkifli, asal Desa Kananga, Kecamatan Bolo, Kabupaten Bima, NTB, berharap Tentara Nasional Indonesia (TNI) memukul genderang peperangan melawan bandar Narkoba. Hal itu perlu dilakukan supaya pemberantasan peredaran Narkoba betul-betul maksimal sesuai harapan bersama.

“TNI harus menjadi garda terdepan untuk melawan bandar Narkoba. Itu harapan kami sebagai tokoh agama di Kecamatan Bolo,” ujar Ustadz Julkifli, Senin malam (23/12/2024).

Kata Ustadz kondang ini, kita bukan tidak percaya lagi kepada institusi kepolisian untuk mengungkap peredaran Narkoba. Namun keterlibatan langsung TNI ini dinilai mampu membantu kepolisian dalam menumpas Narkoba.

“Semoga isi hati kami ini didengar langsung oleh pemangku kebijakan. Sehingga TNI diberikan kewenangan langsung untuk menangani Narkoba,” pintanya.

Senada dengan Ustadz. Jul, Ketua Gerakan Muslim Anti Maksiat (Gamis) Kabupaten Bima, Ustadz.

Imam Mujahid menyebutkan, peredaran Narkoba saat ini sangat meresahkan karena itu Gamis sebagai aktifis dakwah, ustad dan para tokoh agama minta kepada Presiden Prabowo untuk segera mengalihkan fungsi penanganan pemberantasan Narkoba ke tangan TNI. Hal ini dirasa sangat efektif dalam menumpas gerakan peredaran Narkoba di NTB lebih khusu di Kabupaten Bima.

“Selain itu kami bukan tidak percaya pada kinerja dan integritas Polisi karena banyak dugaan oknum polisi terlibat dalam kepemilikan barang haram tersebut,” tuturnya.

Sambungnya, hal ini mengikis keyakinan kami bahwa masalah Narkoba sulit untuk diberantas bahkan kami kuatir dengan dugaan keterlibatan oknum polisi akan semakin memperparah peredaran Narkoba.

“Ada ungkapan “Sejahat jahat harimau, mana ada yang mau makan anaknya sendiri. Ungkapan ini seolah menjadi fakta perlindungan Polisi pada oknum polisi yang diduga terlibat dalam jaringan Kartel Narkoba,” sebutnya.

Sebagai bentuk keseriusan kami, mungkin dalam waktu dekat akan mengadakan mimbar bebas di Cabang Donggo dengan mengundang seluruh lapisan mahasiswa, aktifis, wartawan, LSM dan santri dan seluruh Mubaligh yang ada di Kecamatan Bolo untuk berpartisipasi memberikan orasi ilmiah atau pernyataan dukungan kepada TNI dan pernyataan bersama “PERANG MELAWAN NARKOBA,” tutup Ketua Gamis. (Oyan Ghindo)

banner 336x280